“Lahan yang kita gunakan saat ini campuran sebagian milik pengembang dan sebagian milik perorangan. Lahan ini bisa kita gunakan dulu, namun nanti kalau pengembang minta ya siap-siap aja,” katanya, saat ditemui di lokasi kebun Golden Melon, Selasa (18/4/2017)
Di lahan kosong seluas 1 hektare tersebut, Yani diperbolehkan menggarap kebun Golden Melon yang didukung program bantuan dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang. Ada 6.500 bibit pohon golden melon yang akan ditanam, dengan perhitungan panen yang dihasilkan sebanyak 13 ton golden melon.
“Satu pohon akan menghasilkan golden melon seberat 2 kilogram, namun satu pohon hanya tumbuh satu buah melon saja,” terangnya.
Dipaparkan, harga penjualan golden melon di pasaran sekitar Rp 10 ribuan, dengan perhitungan ini maka keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 130 jutaan. Keuntungan tersebut harus dikurangi biaya perawatan sebesar Rp 8 ribuan perpohonnya, dari awal tanam hingga panen.
Resiko pohon yang gagal panen memang ada sekitar 20 persen, memang kecil sebab Yani telah 2 kali menanam golden melon. Hasil keuntungan akan dikelolanya untuk mengembangkan golden melon lagi di lokasi yang sama. Itu pun jika masih diberikan kewenangan oleh si pemilik lahan, sebab untuk mencari lahan kosong memang tak mudah.
“Sebelumnya saya juga pernah memanfaatkan lahan kosong tak jauh dari sini namun sudah kena gusur. Di sinilah harapan baru saya timbul,” ujarnya.
Yani mengungkapkan di wilayah Panunggangan Timur hanya tersisa sedikit lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Wilayah Kelurahan Panunggangan Timur memang mengalami penyusutan lahan terbuka hijau. Dikatakan, dari sebelumnya 5 RW hanya tersisa 2 RW yakni RW 04 dan RW 05, dengan jumlah penduduk 3.600 dari 600 Kepala Keluarga (KK).
“Penyusutan lahan pertanian memang tak bisa dihindari di sini, salah satunya karena kebutuhan warga juga sebagai pemilik lahan yang akhirnya mengharuskan mereka menjual lahannya,” ungkapnya.
Dirinya bersama warga lainnya yang juga bermata pencaharian sebagai petani berharap ada sedikit lahan yang tersisa untuk dimanfaatkan sebagai pertanian. Semangat bertani ayah 4 anak ini memang masih besar. Walaupun sejatinya dirinya sudah hidup berkecukupan.
Jika itu tidak memungkinkan untuk bertani, pilihan lainnya kata Yani yakni memanfaatkan lahan kosong sebagai agrowisata. “Dari agrowisata dapat menjadi objek wisata baru, selain itu dapat juga menjadi sarana belajar anak tentang pertanian,” katanya.
KETAHANAN PANGAN
Sementara H Tabrani, Kepala DKP Kota Tangerang yang hadir pada acara penanaman golden melon mengungkapkan ketersediaan lahan memang menjadi permasalahan DKP dalam mengembangkan sektor pertanian. Ketika ditanya berapa luas lahan produktif yang tersisa dirinya mengatakan tidak hapal.
Pihaknya pun tetap mempertahankan pertanian di Kota Tangerang di tengah-tengah derasnya pembangunan di perkotaan. Salah satunya memanfatkan lahan kosong yang ditanam golden melon ini. Selain dapat meningkatkan ketahanan pangan, juga dapat mempertahankan sektor pertanian melalui Kelompok Tani di Kota Tangerang.
“Kita pun telah menyiapkan kegiatan penanaman pohon cabe di 104 posyandu se-Kota Tangerang, dengan tema Peningkatan Program Ketahanan Pangan 214 yaitu 2 pohon 1 keluarga 4 bulan panen,” pungkasnya.
Jadi kegiatan ini nantinya dapat memicu warga Kota Tangerang yang konsumtif untuk mencoba menanam cabai dan memetiknya sendiri di rumahnya. Di setiap posyandu akan dibagikan 100 pohon cabai, dimana nantinya akan dibagi ke warga di sekitar posyandu. [ashar]
3 Komentar
Smoga kegiatan ini bisa berkembang ke masyarakat khusus petani kota Tangerang untuk bisa berhasil guna ” meningkatkan kesejahtraan dalam usaha tani” Smoga berjalan sukses, amin
Melalui kegiatan demplot melon golden Apollo ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan petani kota Tangerang, dan semoga kegiatan ini berlanjut tahun yg akan datang, sehingga nantinya menjadi ikon kota Tangerang
Amin..Semoga tulisan ini bermanfaat