Kadal di Pohon Apel

“SENANGNYA dalam hati…” tiba-tiba saja meluncur sepenggal kecil nyanyian berjudul “Madu Tiga” dari Ahmad Dhani, pentolan Grup Band Dewa 19, sesaat aku melihat seekor Kadal berukuran tubuh sedang bertengger di satu cabang Pohon Apel di taman kecil, halaman rumahku.
Kadal ini memang sejak 3 hari berturut-turut di awal pekan kedua Juni 2020, bertengger dan merayap di antara dedaunan Pohon Apel yang membuat ketertarikan hatiku untuk mengamatinya.
Sisi lainnya, pemandangan hewan yang mulai melangka keberadaannya di jantung Kota Tangerang, tempat tinggalku, tentu saja menarik perhatianku.
Keberadaan hewan ini sendiri memang menambah koleksi keberadaan hewan-hewan lain di tamanku yang berukuran 8 meter kali 5 meter, termasuk car-port mobil Vios kesayanganku.
Di taman milikku terbentang kolam ikan bertingkat. Di kolam ikan bagian bawah berukuran 2,5 meter kali 2,5 meter, berrenang-renang 8 Ikan Koi, 7 Ikan Platinum, 2 Ikan Catfish, 2 Ikan Sapu-sapu, 1 Ikan Mas Hitam, dan 3 Ikan Sepat. Sementara di kolam ikan bagian atas berukuran 2,5 meter kali 40 cm, berrenang 15 Ikan Mas Kuning-putih dengan ukuran tubuh sedang.
Lalu ada pula teronggok 3 pot pohon Palem, tertanam 3 pohon Pucuk Merah ditanam di belakang kolam ikan, 2 pot pohon Adenium, 1 pot pohon Dollar dan belasan pot aneka ragam pohon hias lainnya.
Pohon-pohon inipun telah membuat batin senang karena mengundang kedatangan kupu-kupu, tawon, cicak, dan nyamuk tentunya. “hehehe…”
Semuanya, pokoke mampu membuat batinku menjadi bahagia saat memberi makan ikan dan menyirami pohon-pohon hias itu, di pagi dan sore hari. Sambil sesekali memandangi langit yang luas dengan awan-awan berarakan sebagai ciptaan Allah SWT yang sempurna.
Kini, ada tambahan koleksi hewan lainnya di tamanku, ya, itu tadi Kadal di Pohon Apel.
Tubuhnya yang ramping dengan ekornya yang panjang yang bertengger di cabang pohon Apel, mampu menambah kegembiraan hatiku. Sesekali kepalanya digerakan ke kanan dan ke kiri mencari makanannya.
“Aku belum tahu jenis makananmu, apakah serangga, bunga pohon Apel, atau apa ya?” batinku sambil menekadkan diri akan mem-browsing-nya di Google, “hehehe.”
Sebab, kalau memang Kadal butuh makanan yang bisa aku sajikan, bisik hatiku “ya kenapa enggak kusediakan.” Biar dia cepat besar, biar lebih lincah merayap dan melompat di antara cabang-cabang pohon Apel. “Pasti menyenangkan…” tambahan bisikan hatiku, senang!
“Sabar ya Kadal…” kataku kepada hewan yang kulihat masih bertengger di cabang pohon Apel dengan diam saja, tak bicara. “Eh… Kalau Kadal bisa bicara, pasti aku yang kaget. Aya-aya wae maneh…” batinku tersenyum-senyum sendiri, “gelo!”
Yang pasti, kehadiran Kadal di taman semakin melengkapi jenis-jenis hewan di tamanku. “Aih senangnya dalam hati…” lagi nyanyian itu kukemandang tanpa sadar. ***